Samarinda — Status Samarinda yang masih diberikan zona merah oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim membuat pendidikan tatap muka nampaknya akan lama terjadi. Hal itu diaminkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Asli Nuryadin.

Asli yang ditemui dikantornya menegaskan, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dengan matang sebelum mengembalikan anak-anak murid ke sekolah seperti biasa.

“Dan itu pun pasti tidak akan seperti biasa ya. Karena pasti ada banyak hal yang berubah,” tutur Asli, pada Rabu (4/11/2020).

Restu dari orang tua siswa pun perlu dikantongi oleh Dinas Pendidikan, dalam hal ini sekolah-sekolah apabila nanti memang akan dilaksanakan kegiatan belajar mengajat dengan tatap muka.

Sejauh ini, disebutkan Asli, kebijakan yang diambil Disdik Samarinda masih mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Salah satunya adalah daerah dengan zona merah masih dilarang untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan bertatap muka.

http://localhost/disdik/164-pelamar-lolos-seleksi-cpns-formasi-tenaga-pendidik/

“Acuan kita ya SKB 4 Menteri itu. Hanya daerah dengan zona kuning dan hijau yang boleh melaksanakan sekolah tatap muka. Jadi, ya Samarinda belum,” tukasnya.

Meskipun diakuinya, situasi pandemi COVID-19 yang dirasakan masyarakat Samarinda selama 8 bulan terakhir menimbulkan kejenuhan dikalangan masyarakat, termasuk anak-anak yang masih berstatus pelajar. Asli meyakini bahwa, melanjutkan pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan hal yang paling bisa meminimalisir potensi munculnya klaster baru.

“Jangan sampai ada klaster pendidikan. Karena kita berbicara keselamatan anak kita,” sambung Asli.

Kedepannya, jika ternyata Samarinda akhirnya berstatus sebagai zona kuning, Asli menegaskan, sekolah tatap muka tak bisa serta merta langsung diterapkan. Tentunya ada sejumlah persiapan yang harus dilakukan, termasuk mendapatkan persetujuan dan rekomendasi dari Dinkes Samarinda.

“Makanya kita doakan saja, supaya pandemi ini bisa lekas berlalu,” pungkasnya.

[KA | NON | ADV DISDIK]