Dewan Dukung Rencana Disdik untuk Pembangunan Wifi dengan Jangkauan Luas

Dewan Dukung Rencana Disdik untuk Pembangunan Wifi dengan Jangkauan Luas

Samarinda – Blankspot area atau kawasan yang belum tersentuh jaringan internet, hingga saat ini masih ada di Samarinda. Sedangkan dalam sistem pembelajaran jarak jauh, membutuhkan perangkat yang cukup untuk menunjang pembelajaran siswa.

Tak heran, sejak lama Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Asli Nuryadin mengusulkan, untuk segera membangun wifi dengan jangkauan luas. Bahkan ide itu terbersit lama, sejak Asli duduk menjadi Kepala Bappeda Samarinda.

“Karena sekarang semua serba digital, kalau kita lambat akan ketinggalan informasi,” kata Asli.

Dia pun telah mengusulkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) maupun Badan Anggaran (Banggar) untuk membantu mewujudkan pembangunan wifi. Untuk menunjang pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.

“Bahkan setelah pandemi pun, pembangunan wifi ini tidak akan sia-sia karena bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama,” jelasnya.

Dia menyadari, mengandalkan APBD Kota saja tidak akan cukup. Namun, bisa mengandalkan pos anggaran baik melalui bantuan provinsi maupun APBN.

“Kalau ini disetujui, tentu akan sangat menguntung anak-anak kita, namun tetap harus diawasi, jadi sistemnya hanya digunakan untuk pendidikan,” tuturnya.

http://localhost/disdik/bantuan-kuota-bosnas-terserap-50-persen-disdik-usulkan-wifi-dengan-jangkauan-luas/

Selama ini, siswa lebih banyak mendapatkan bantuan kuota yang bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas) maupun Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda). Namun, penggunaanya tidak bisa diprediksi untuk apa saja.

“Bisa digunakan untuk main game dan lain-lain, tapi kalau wifi yang dibangun sekolah, bisa dibatasi penggunaanya untuk pendidikan saja,” jelasnya.

Hal inipun mendapat dukungan oleh Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. Politisi demokrat ini jugs beranggapan yang sama dengan Asli. Lantaran idenya sangat visioner.

“Karena di Samarinda ini, banyak tidak kita sadari masoh ada daerah yang berada di blankspot area,” jelasnya.

Berdasarkan perkiraannya masih ada 20 persen wilayah Samarinda, masuk sebagai blank spot area. Sedikitnya membutuhkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar.

“Itu usulan kami, semoga bisa diterima oleh tim anggaran,” kata Puji.

Namun, untuk jangka pendeknya, dia menyarankan agar guru bisa langsung mendatangi rumah murid-murid jika tidak memiliki akses internet, untuk melakukan belajar dalam jaringan (daring).

“Kurikulum sudah di sederhanakan, harusnya pembelajaran jauh lebih mudah,” tutupnya.

[MFU | NON | ADV DISDIK]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x